Pembelajaran agama diharapkan tak hanya menambah wawasan keagamaan, tapi juga mengasah “keterampilan beragama” dan mewujudkan sikap beragama siswa. Tentu saja sikap, beragama yang utuh dan berimbang, mencakup hubungan manusia dengan Penciptanya dan hubungan manusia dengan sesama dan lingkungan sekitarnya. Untuk memastikan keseimbangan ini, pelajaran agama perlu diberi penekanan khusus terkait dengan budi pekerti. Hakikat budi pekerti adalah sikap atau perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan Tuhan, diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa serta alam sekitar. Agar terpancar kesantunan dan kemuliaan dalam interaksi tersebut, kita perlu menanamkan kepada anak didik nilai-nilai karakter seperti kejujuran, kedisiplinan, cinta kebersihan, cinta kasih, semangat berbagi, optimisme, cinta tanah air, kepenasaran intelektual, dan kreativitas.